Kisah WNI di Raqqa Buktikan Langsung Kebohongan ISIS - SINDOnews.com (Siaran Pers)
Kisah WNI di Raqqa Buktikan Langsung Kebohongan ISIS - SINDOnews.com (Siaran Pers)
Kisah WNI di Raqqa Buktikan Langsung Kebohongan ISIS
Dia dan keluarganya telah membayangkan dikelilingi oleh orang-orang dengan iman yan g sejati. Dia berharap mendapatkan perawatan kesehatan gratis dan pekerjaan di Kota Suriah yang diklaim sebagai Ibu Kota ISIS itu.
Tapi kini, saat ISIS sedang mempertahankan bentengnya dari pertempuran yang nyaris tanpa henti, Leefa dan 15 warga negara Indonesia (WNI) lainnyaâ"bagian ribuan orangâ"memilih telah melarikan diri dari Raqqa, Suriah utara.
Mereka berlindung di sebuah kamp untuk pengungsi di Ain Issa, 50km sebelah utara Raqqa. Mereka menanti nasib baru saat Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan oposisi yang didukung Amerika Serikat (AS) maju menyerbu benteng utama ISIS tersebut.
Dengan bahasa Inggris yang kacau dan bercampur kata-kata Arab, Leefa dan rekan-rekannya mengakui bahwa mereka memilih untuk pergi ke wilayah ISIS.
Mereka menceritakan sedikit demi sedikit ihwal bisa masuk ke Raqqa. âSaat kami di Indonesia, kami nonton di Internet, Daulah Islamiyah adalah tempat tinggal, untuk menjadi seorang Muslim sejati,â kata Leefa, 38. Daulah Islam iyah atau Daesh adalah nama Arab untuk ISIS.
âSaya memiliki masalah kesehatan, saya memerlukan operasi di leher saya dan ini sangat mahal di Indonesia,â ujarnya dengan mata tertunduk di balik kacamata.
âTapi di Daesh, semuanya gratis, semuanya gratis,â katanya. âKami datang ke Daesh untuk menjadi seorang Muslim sejati dan (demi) kesehatan saya,â lanjut Leefa yang mengenakan jilbab hijau.
Ain Issa dipenuhi dengan orang-orang yang mengungsi ketika ISIS sedang digempur dan hendak diusir dari Raqqa.
Leefa mengaku menjalin kontak dengan anggota ISIS di Suriah melalui Internet. Anggota ISIS itu mengatakan kepadanya bahwa mereka yang dibawa ke Raqqa akan diganti uang tiketnya dan akan menikmati kehidupan yang baik.
Tapi saat tiba, mereka menemukan situasinya sangat berbeda dari yang mereka harapkan. Leefa menemukan bahwa operasi medis yang dia butuhkan sama sekali tidak gratis, dan tidak diobati.
âSemuanya adalah kebohongan,â imbuh Nur, 19, seo rang warga Indonesia lainnya di Ain Issa.
âKetika kita memasuki Daesh, masuk ke negara mereka, ternyata semuanya sangat berbeda dari apa yang mereka katakan di Internet,â ujar perempuan yang mengenakan jilbab krem tersebut. halaman ke-1 dari 2
Kisah WNI di Raqqa Buktikan Langsung Kebohongan ISIS
Muhaimin
Sabtu, 17 Juni 2017 - 00:03 WIB A+ A- AIN ISSA - Ketika Leefa berangkat dari Indonesia ke markas Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) di Kota Raqqa, dia mengira akan menuju surga duniawi bagi umat yang beriman. Tapi, Muslimah Indonesia ini kecewa karena propaganda ISIS yang dia lihat dan dengar selama ini terbukti bohong.Dia dan keluarganya telah membayangkan dikelilingi oleh orang-orang dengan iman yan g sejati. Dia berharap mendapatkan perawatan kesehatan gratis dan pekerjaan di Kota Suriah yang diklaim sebagai Ibu Kota ISIS itu.
Tapi kini, saat ISIS sedang mempertahankan bentengnya dari pertempuran yang nyaris tanpa henti, Leefa dan 15 warga negara Indonesia (WNI) lainnyaâ"bagian ribuan orangâ"memilih telah melarikan diri dari Raqqa, Suriah utara.
Mereka berlindung di sebuah kamp untuk pengungsi di Ain Issa, 50km sebelah utara Raqqa. Mereka menanti nasib baru saat Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan oposisi yang didukung Amerika Serikat (AS) maju menyerbu benteng utama ISIS tersebut.
Dengan bahasa Inggris yang kacau dan bercampur kata-kata Arab, Leefa dan rekan-rekannya mengakui bahwa mereka memilih untuk pergi ke wilayah ISIS.
Mereka menceritakan sedikit demi sedikit ihwal bisa masuk ke Raqqa. âSaat kami di Indonesia, kami nonton di Internet, Daulah Islamiyah adalah tempat tinggal, untuk menjadi seorang Muslim sejati,â kata Leefa, 38. Daulah Islam iyah atau Daesh adalah nama Arab untuk ISIS.
âSaya memiliki masalah kesehatan, saya memerlukan operasi di leher saya dan ini sangat mahal di Indonesia,â ujarnya dengan mata tertunduk di balik kacamata.
âTapi di Daesh, semuanya gratis, semuanya gratis,â katanya. âKami datang ke Daesh untuk menjadi seorang Muslim sejati dan (demi) kesehatan saya,â lanjut Leefa yang mengenakan jilbab hijau.
Ain Issa dipenuhi dengan orang-orang yang mengungsi ketika ISIS sedang digempur dan hendak diusir dari Raqqa.
Leefa mengaku menjalin kontak dengan anggota ISIS di Suriah melalui Internet. Anggota ISIS itu mengatakan kepadanya bahwa mereka yang dibawa ke Raqqa akan diganti uang tiketnya dan akan menikmati kehidupan yang baik.
Tapi saat tiba, mereka menemukan situasinya sangat berbeda dari yang mereka harapkan. Leefa menemukan bahwa operasi medis yang dia butuhkan sama sekali tidak gratis, dan tidak diobati.
âSemuanya adalah kebohongan,â imbuh Nur, 19, seo rang warga Indonesia lainnya di Ain Issa.
âKetika kita memasuki Daesh, masuk ke negara mereka, ternyata semuanya sangat berbeda dari apa yang mereka katakan di Internet,â ujar perempuan yang mengenakan jilbab krem tersebut. halaman ke-1 dari 2
- 1
- 2
Post a Comment