Panglima TNI Resmikan Pusat Komando Militer di Tarakan - Detikcom
Panglima TNI Resmikan Pusat Komando Militer di Tarakan - Detikcom
Senin 19 Juni 2017, 10:25 WIB Panglima TNI Resmikan Pusat Komando Militer di Tarakan Bisma Alief Laksana - detikNews Panglima TNI di Tarakan (Bisma/detikcom) Tarakan - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meresmikan Maritime Command Center (MCC) atau Pusat Komando Militer milik Indonesia di Tarakan, Kalimantan Utara. Lokasi MCC di Tarakan ini berdekatan dengan MCC milik Malaysia di Tawau dan MCC Filipina di Bongao.
Pembukaan MCC dilakukan di Markas Komando Lantamal XIII Tarakan. Selain Gatot, hadir Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jenderal Tan Sri Dato' Sri Raja Mohamed Affandi bin Raja Mohamed Noor, dan Chief of Staff Armed Forces of the Philippines General Eduardo M Ano.
Bukan hanya para panglima, kepala staf angkatan darat, kepala staf angkatan udara, dan kepala staf angkatan laut dari ketiga negara juga hadir di lokasi.
Dalam sambutannya, Gatot menjelaskan soal kerja sama antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina dalam hal pengamanan laut bisa terjalin. Dia menjelaskan maraknya perompakan disertai penculikan yang terjadi di perairan Sulu. Hal tersebut, lanjutnya, mendorong menteri luar negeri ketiga negara membuat pertemuan di Yogyakarta pada 5 Mei 2016. Lalu, pertemuan itu ditindaklanjuti dengan pertemuan menteri pertahanan ketiga negara di Nusa Dua, Bali.
"Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, seperti pertama, patroli terkoordinasi 3 negara. Kedua, bantuan segera untuk menyelamatkan manusia dan kapal dalam kondisi darurat. Ketiga, mendirikan 3 maritime command center guna memfasilitasi komunikasi dan intelijen. Empat, membentuk jaringan komunikasi untuk keadaan darurat," ujar Panglima TNI di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6/2017).
"Sementara pada pertemuan menteri pertahanan 3 negara di Nusa Dua, Bali, sepakat untuk SOP pada MCC, seperti latihan bersama dan sharing informasi dan intelijen," ucapnya.
Lebih lanjut, Gatot menyampaikan peresmian MCC bukan semata-mata untuk mewujudkan keamanan di Laut Sulu. Lebih dari itu, MCC merupakan bentuk solidaritas ketiga negara dalam menjaga perairan ASEAN. Selain itu, MCC adalah salah satu bentuk usaha TNI mewujudkan program Presiden RI Joko Widodo, yang ingin Indonesia s ebagai poros maritim dunia.
"Komunikasi di 3 MCC merupakan sharing informasi dan intelijen dalam mendukung hubungan bilateral. Diharapkan, dengan kerja sama ini mampu meredam dan meminimalisir (perompakan dan penculikan) di perairan yang menjadi perhatian bersama. TNI siap dalam menjaga keamanan negara dan wilayah sekitarnya, sebagai garda terdepan kerja sama dengan 2 negara lain," ucap Gatot.
Terakhir, Gatot menekankan beberapa hal penting yang harus dilakukan ketiga MCC di 3 negara dalam rangka meningkatkan kerja sama. Pertama, ketiga MCC harus meningkatkan berbagai aspek, seperti komunikasi, surveillance, dan komputerasi, untuk menghasilkan analisis yang akurat dan cepat untuk mengambil keputusan komando dan pengendalian.
"Kedua, wajib meningkatkan profesionalisme agar output bisa maksimal pada tiap operasi," ujar Gatot.
"Ketiga, semua MCC perlu mengembangkan mekanisme kerja sama dalam sharing informasi dengan satuan terkait guna mendapat data yang update dalam mendukung operasi," tuturnya.
(bis/rvk)Sumber: Google News
Senin 19 Juni 2017, 10:25 WIB Panglima TNI Resmikan Pusat Komando Militer di Tarakan Bisma Alief Laksana - detikNews Panglima TNI di Tarakan (Bisma/detikcom) Tarakan - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meresmikan Maritime Command Center (MCC) atau Pusat Komando Militer milik Indonesia di Tarakan, Kalimantan Utara. Lokasi MCC di Tarakan ini berdekatan dengan MCC milik Malaysia di Tawau dan MCC Filipina di Bongao.
Pembukaan MCC dilakukan di Markas Komando Lantamal XIII Tarakan. Selain Gatot, hadir Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jenderal Tan Sri Dato' Sri Raja Mohamed Affandi bin Raja Mohamed Noor, dan Chief of Staff Armed Forces of the Philippines General Eduardo M Ano.
Bukan hanya para panglima, kepala staf angkatan darat, kepala staf angkatan udara, dan kepala staf angkatan laut dari ketiga negara juga hadir di lokasi.
Panglima TNI di Tarakan (Bisma/detikcom) |
Dalam sambutannya, Gatot menjelaskan soal kerja sama antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina dalam hal pengamanan laut bisa terjalin. Dia menjelaskan maraknya perompakan disertai penculikan yang terjadi di perairan Sulu. Hal tersebut, lanjutnya, mendorong menteri luar negeri ketiga negara membuat pertemuan di Yogyakarta pada 5 Mei 2016. Lalu, pertemuan itu ditindaklanjuti dengan pertemuan menteri pertahanan ketiga negara di Nusa Dua, Bali.
"Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, seperti pertama, patroli terkoordinasi 3 negara. Kedua, bantuan segera untuk menyelamatkan manusia dan kapal dalam kondisi darurat. Ketiga, mendirikan 3 maritime command center guna memfasilitasi komunikasi dan intelijen. Empat, membentuk jaringan komunikasi untuk keadaan darurat," ujar Panglima TNI di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6/2017).
"Sementara pada pertemuan menteri pertahanan 3 negara di Nusa Dua, Bali, sepakat untuk SOP pada MCC, seperti latihan bersama dan sharing informasi dan intelijen," ucapnya.
Lebih lanjut, Gatot menyampaikan peresmian MCC bukan semata-mata untuk mewujudkan keamanan di Laut Sulu. Lebih dari itu, MCC merupakan bentuk solidaritas ketiga negara dalam menjaga perairan ASEAN. Selain itu, MCC adalah salah satu bentuk usaha TNI mewujudkan program Presiden RI Joko Widodo, yang ingin Indonesia s ebagai poros maritim dunia.
"Komunikasi di 3 MCC merupakan sharing informasi dan intelijen dalam mendukung hubungan bilateral. Diharapkan, dengan kerja sama ini mampu meredam dan meminimalisir (perompakan dan penculikan) di perairan yang menjadi perhatian bersama. TNI siap dalam menjaga keamanan negara dan wilayah sekitarnya, sebagai garda terdepan kerja sama dengan 2 negara lain," ucap Gatot.
Panglima TNI di Tarakan (Bisma/detikcom) |
Terakhir, Gatot menekankan beberapa hal penting yang harus dilakukan ketiga MCC di 3 negara dalam rangka meningkatkan kerja sama. Pertama, ketiga MCC harus meningkatkan berbagai aspek, seperti komunikasi, surveillance, dan komputerasi, untuk menghasilkan analisis yang akurat dan cepat untuk mengambil keputusan komando dan pengendalian.
"Kedua, wajib meningkatkan profesionalisme agar output bisa maksimal pada tiap operasi," ujar Gatot.
"Ketiga, semua MCC perlu mengembangkan mekanisme kerja sama dalam sharing informasi dengan satuan terkait guna mendapat data yang update dalam mendukung operasi," tuturnya.
Panglima TNI di Tarakan (Bisma/detikcom) |
(bis/rvk)Sumber: Google News
Post a Comment