Tak Percaya Ketua DPRD Mojokerto Ditangkap KPK, Istri: Utangnya Banyak - Detikcom
Tak Percaya Ketua DPRD Mojokerto Ditangkap KPK, Istri: Utangnya Banyak - Detikcom
Sabtu 17 Juni 2017, 14:39 WIB Tak Percaya Ketua DPRD Mojokerto Ditangkap KPK, Istri: Utangnya Banyak Enggran Eko Budianto - detikNews Istri Ketua DPRD Kota Mojokerto Temuliyah. (Enggran/detikcom) Mojokerto - Temuliyah (54) sejak tengah malam kemarin sampai pagi tadi kebingungan mencari suaminya. Bagaimana tidak, sang suami, Purnomo, yang menjabat Ketua DPRD Kota Mojokerto, tak pulang sejak pamit rapat di kantornya, Jumat (16/6/2017) malam.
Ditemui detikcom di rumahnya, Lingkungan Pulokulon, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon , ibu dua anak ini tampak risau. Dia mengaku kebingungan mencari keberadaan suaminya yang tak kunjung ada kabar.
"Sejak jam 1 (Sabtu dini hari) saya telepon bapak karena belum pulang. Katanya rapat kok sampai jam 1. Saya berulang kali telepon tak diangkat, hanya terdengar nada sambung. Saya WhatsApp juga tak dibalas. Sampai pagi tadi belum bisa dihubungi," kata Temuliyah.
Tak hanya itu, upaya mencari kabar Purnomo ditempuh Temuliyah dengan menelepon ajudan suaminya. Namun, sampai siang tadi, tak ada hasil. Bahkan pagi tadi, sekitar pukul 07.00 WIB, dia mengecek langsung suaminya ke kantor DPRD Kota Mojokerto di Jalan Gajah Mada.
"Saya lihat mobilnya di kantornya tak ada. Saya langsung pulang. Saya bingung karena tak biasanya sulit dihubungi seperti ini," ujarnya.
Temuliyah menuturkan dirinya terakhir kali berjumpa dengan Purnomo pada Jumat (16/6) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu suaminya pamit berangkat ke kantor karena akan ada rapat.
& quot;Berangkat bawa mobil dinas dijemput sama ajudan," ungkapnya.
Kabar suaminya ditangkap KPK justru baru dia terima siang tadi. Itu setelah anaknya membaca berita di media online. Sampai siang ini, belum ada kabar dari pihak mana pun terkait dengan penangkapan Purnomo oleh KPK.
Temuliyah masih tak percaya suaminya terlibat korupsi sehingga ditangkap KPK. Menurut dia, Purnomo tak pernah memberi uang lebih selain sisa gaji. Tiap bulan dia hanya menerima Rp 5,6 juta dari suaminya.
Rumah besar yang sejak tiga tahun lalu dia tempati juga berasal dari hasil menjual rumah lainnya.
"Kalau korupsi kok tak pernah punya uang, utangnya masih banyak. Utang untuk pencalonan Rp 400 jut a. Saya tiap bulan dikasih gaji sisa setelah dipotong angsuran utang," ungkapnya.
Temuliyah berharap masalah yang menjerat suaminya segera beres. "Harapan saya supaya segera beres," ucapnya.
Sebelum terjadi OTT KPK, ada rapat dengar pendapat (hearing) di kantor DPRD Kota Mojokerto, Jumat (16/6) malam. Hearing ini diikuti Dinas PU dan Penataan Ruang, Dinas Pendidikan, Bappeko Mojokerto, Komisi II, serta Komisi III. Keempat orang yang ditangkap KPK juga ikut dalam hearing tersebut.
Informasi yang dihimpun detikcom, KPK awalnya melakukan OTT terhadap Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Wiwiet Febryanto dan Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq dari PAN. OTT dilakukan di jalan sekitar kantor DPD PAN atau Rumah PAN di Jalan KH Mas Mansyur, Kota Mojokerto, Jumat (16/6) malam.
Dari keterangan kedua pejabat itu, penyidik KPK mencium keterlibatan Ketua DPRD Kota Mojokerto Purnomo. Politisi PDIP itu ditangkap d alam perjalanan pulang ke rumah. Penyidik juga menangkap Abdullah Fanani, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto dari PKB, di rumahnya, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon.
(tor/tor)Sumber: Google News
Sabtu 17 Juni 2017, 14:39 WIB Tak Percaya Ketua DPRD Mojokerto Ditangkap KPK, Istri: Utangnya Banyak Enggran Eko Budianto - detikNews Istri Ketua DPRD Kota Mojokerto Temuliyah. (Enggran/detikcom) Mojokerto - Temuliyah (54) sejak tengah malam kemarin sampai pagi tadi kebingungan mencari suaminya. Bagaimana tidak, sang suami, Purnomo, yang menjabat Ketua DPRD Kota Mojokerto, tak pulang sejak pamit rapat di kantornya, Jumat (16/6/2017) malam.
Ditemui detikcom di rumahnya, Lingkungan Pulokulon, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon , ibu dua anak ini tampak risau. Dia mengaku kebingungan mencari keberadaan suaminya yang tak kunjung ada kabar.
"Sejak jam 1 (Sabtu dini hari) saya telepon bapak karena belum pulang. Katanya rapat kok sampai jam 1. Saya berulang kali telepon tak diangkat, hanya terdengar nada sambung. Saya WhatsApp juga tak dibalas. Sampai pagi tadi belum bisa dihubungi," kata Temuliyah.
Tak hanya itu, upaya mencari kabar Purnomo ditempuh Temuliyah dengan menelepon ajudan suaminya. Namun, sampai siang tadi, tak ada hasil. Bahkan pagi tadi, sekitar pukul 07.00 WIB, dia mengecek langsung suaminya ke kantor DPRD Kota Mojokerto di Jalan Gajah Mada.
"Saya lihat mobilnya di kantornya tak ada. Saya langsung pulang. Saya bingung karena tak biasanya sulit dihubungi seperti ini," ujarnya.
Temuliyah menuturkan dirinya terakhir kali berjumpa dengan Purnomo pada Jumat (16/6) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu suaminya pamit berangkat ke kantor karena akan ada rapat.
& quot;Berangkat bawa mobil dinas dijemput sama ajudan," ungkapnya.
Kediaman pribadi Ketua DPRD Mojokerto. (Enggran/detikcom) |
Kabar suaminya ditangkap KPK justru baru dia terima siang tadi. Itu setelah anaknya membaca berita di media online. Sampai siang ini, belum ada kabar dari pihak mana pun terkait dengan penangkapan Purnomo oleh KPK.
Temuliyah masih tak percaya suaminya terlibat korupsi sehingga ditangkap KPK. Menurut dia, Purnomo tak pernah memberi uang lebih selain sisa gaji. Tiap bulan dia hanya menerima Rp 5,6 juta dari suaminya.
Rumah besar yang sejak tiga tahun lalu dia tempati juga berasal dari hasil menjual rumah lainnya.
"Kalau korupsi kok tak pernah punya uang, utangnya masih banyak. Utang untuk pencalonan Rp 400 jut a. Saya tiap bulan dikasih gaji sisa setelah dipotong angsuran utang," ungkapnya.
Temuliyah berharap masalah yang menjerat suaminya segera beres. "Harapan saya supaya segera beres," ucapnya.
Sebelum terjadi OTT KPK, ada rapat dengar pendapat (hearing) di kantor DPRD Kota Mojokerto, Jumat (16/6) malam. Hearing ini diikuti Dinas PU dan Penataan Ruang, Dinas Pendidikan, Bappeko Mojokerto, Komisi II, serta Komisi III. Keempat orang yang ditangkap KPK juga ikut dalam hearing tersebut.
Informasi yang dihimpun detikcom, KPK awalnya melakukan OTT terhadap Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Wiwiet Febryanto dan Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Umar Faruq dari PAN. OTT dilakukan di jalan sekitar kantor DPD PAN atau Rumah PAN di Jalan KH Mas Mansyur, Kota Mojokerto, Jumat (16/6) malam.
Dari keterangan kedua pejabat itu, penyidik KPK mencium keterlibatan Ketua DPRD Kota Mojokerto Purnomo. Politisi PDIP itu ditangkap d alam perjalanan pulang ke rumah. Penyidik juga menangkap Abdullah Fanani, Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto dari PKB, di rumahnya, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon.
(tor/tor)Sumber: Google News
Post a Comment