Dikerubung Skandal di AS, Presiden Donald Trump Tiba di Paris
Dikerubung Skandal di AS, Presiden Donald Trump Tiba di Paris
Presiden AS Donald Trump mendarat di Paris hari Kamis (13/7) dalam rangka kunjungan kepresidenan. Di Gedung Putih, skandal kedekatan tim pilpres Trump dengan Rusia terus bergulir.
Pesawat kepresidenan Air Force One mendarat di Bandara Orly Paris sekitar pukul 06.30 GMT. Presiden Donald Trump melakukan kunjungan resmi ke Perancis bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan Jumat besok dan peringatan 100 tahun keterlibatan AS dalam Perang Dunia I.
Didampingi Ibu Negara Melania Trump, inilah kunjungan pertama pria berusia 71 tahun ke Perancis sejak menjabat seba gai presiden. Sedangkan di Washington, berita-berita mengenai kedekatan tim kampanye pemilihan presiden dan keluarga Trump dengan dinas rahasia Rusia pada pemilu 2016 makin gencar. Anak lelaki Trump dan para pembantu utamanya kini terancam digiring ke pengadilan.
Di Paris, Trump akan menjadi tamu kehormatan dalam perayaan peringatan serbuan ke Bastille, 14 Juli 1789, sebuah tonggak sejarah penting dalam Revolusi Prancis. Trump dan Presiden Prancis Emmanuel juga akan memperingati 100 tahun keterlibatan Amerika Serikat pada Perang Dunia I untuk membantu Perancis.
Peringatan Hari Bastille di Perancis
Macron, 39 tahun, berharap bisa membangun hubungan dengan Gedung Putih yang memungkinkannya mempengaruhi kebijakan AS atau, setidaknya, membantu menghindari kete gangan serius antara Ubi Eropa dan Washington. Ketegangan memang sudah ada dalam isu perubahan iklim dan perdagangan. Trump secara terbuka mengkritik Uni Eropa tahun lalu, bahkan menolakn jabat tangan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel saat pertemuan pertama mereka di bulan Maret di Washington.
"Sangat sulit bermain catur dengan pria yang strateginya misterius dan secara konsisten hanya memikirkan kepentingan nasional Amerika," kata pakar urusan luar negeri Bertrand Badie dari universitas Sciences Po di Paris. "Membayangkan bahwa Anda mungkin bisa mengubah pandangannya, adalah sesuatu yang gila," tambahnya.
Pembicaraan antara kedua pemimpin diperkirakan akan fokus pada usaha bersama memerangi ISIS di Irak dan Suriah, di mana tentara Amerika dan Perancis beraksi secara berdampingan.
Trump dan Macron berbeda pandangan dalam banyak hal, mulai dari isu globalisasi sampai imigrasi. Macron bahkan sempat digambarkan sebagai "anti-Trump" sejak menjabat sebagai presiden Perancis tahun ini. Mereka juga beda generasi, Trump hampir dua kali lebih tua dari Macron.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte
Macron juga mengeritik keputusan Trump untuk menarik Amerika Serikat dari Kesepakatan Perubahan iklim Paris bulan lalu dan menggunakan slogan Tump untuk mempromosikan perlindungan lingkungan: "Make our planet great again" (Jadikan planet kita hebat lagi." Dia juga menyesalkan "kecenderungan proteksionis (yang) muncul kembali di Amerika Serikat".
Kalangan pemerintahan Perancis menegaskan, hubungan kedua pemimpin baik. Manuel Lafont-Rapnouil, ahli di dewan pemikir Hubungan Luar Negeri Dewan Eropa, mengatakan bahwa Macron tidak punya pilihan selain mencoba mem bangun hubungan dengan presiden AS."Apa pun yang Anda pikirkan, Amerika Serikat adalah Amerika Serikat dan kami membutuhkan mereka dalam banyak hal," katanya kepada kantor berita AFP. "Bahkan jika sangat sulit menangani seseorang yang tidak bisa diprediksi seperti dia, Anda perlu mencoba untuk menyelamatkan apa yang bisa diselamatkan," tambahnya.
Hampir 11.000 polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan selama kunjungan Trump. Setahun lalu, 14 Juli 2016, sebuah truk menabrak massa dengan membabi buta selama pertunjukan kembang api di kota pantai Nice. 85 orang tewas dalam insiden itu. Kelompok teror ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
-
Malam Berdarah di Nice
Truk mematikan
Kendaraan mematikan ini yang menabrak kerumunan massa di kota Nice, di selatan Prancis, Laju truk berakhir dengan kaca depan penuh lubang diterjang peluru. Laporan-laporan media menyebutkan, di dalam truk itu terdapat dokumen identitas warga Prancis berusia 31 tahun berlatar belakang Tunisia.
-
Malam Berdarah di Nice
Masyarakat terkejut
Kekacauan terjadi selama berjam-jam setelah serangan. Ketenangan dan rasa aman di Nice, kota turis di pantai Mediterania, terkoyak. Petugas kesehatan berpacu dengan waktu menyelamatkan korban, sementara pemerintah berfokus menyelidiki apa yang terjadi - dan bagaimana hal itu terjadi.
-
Malam Berdarah di Nice
Lapora n awal Kamis malam
Tak lama setelah pukul 23:00 waktu setempat, koran lokal Nice, Matin, melaporkan bahwa sebuah truk menyeruduk kerumunan. Selama beberapa jam berikutnya, laporan media dan media sosial menunjukkan adegan mematikan. Pada pukul 01:00 Jumat (15/07) dini hari, jumlah korban tewas sudah mencapai 60 orang. Banyak korban tewas di antaranya adalah anak-anak.
-
Malam Berdarah di Nice
Mereka yang selamat
Mereka yang selamat mengangkat lengan mereka untuk menunjukkan mereka tidak menimbulkan ancaman. Saat ini, polisi yakin pelaku bekerja sendirian. Pihak berwenang telah mengidentifikasi pria yang mengendarai truk itu dan mencari tahu motif serangan.
-
Malam Berdarah di Nice
Malam yang mematikan
Petugas penyelamatan menceritakan gambaran mengerikan dari tempat kejadian. Mereka mmeparakan, bagaimana jalan-jalan dipenuhi dengan mayat korban berlumuran darah.. Banyak korban yang terluka berada dalam kondisi kritis.
-
Malam Berdarah di Nice
Kecerian berakhir tragedi
Fotografer Valery Hache tadinyaa berencana untuk mengambil gambar pesta kembang api dan perayaan Hari Bastille. Tapi tak lama setelah kembang api pertama, subjek foto secara drastis berubah.
-
Malam Berdarah di Nice
Tengah dalam peperangan
Awalnya polisi diturunkan untuk mengendalikan situasi, dan tak lama kemudian diambilalih militer. Presiden Perancis Francois Hollande memperpanjang status darurat di Perancis hingga tiga bulan ke depan. Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve membuat pernyataan keras: "Kami tengah berperang melawan teroris yang ingin menyerang kami dengan menhalalkan segala cara dan jalan kekerasan.â
Penulis: Marco Langer / sms
hp/ap (afp, dpa)
Laporan Pilihan
Malam Berdarah di Nice
Malam mematikan di Nice, Perancis (antara 14/07 dan 15/07) tertangkap jepretan fotografer AFP, Valery Hache. Sejumlah foto mencekam ini kini tersebar ke sleuruh dunia. (15.07.2016)
- Tanggal 13.07.2017
- Tema Perubahan Iklim, Merkel, Angela
- Kat a Kunci Perancis, Paris, Amerika Serikat, AS, Donald Trump, Air Force One, Angela Merkel, Jerman, perubahan iklim, perdagangan, proteksionisme
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2gShr
Post a Comment