Header Ads

Rumah Sakit Plus

Jokowi didesak bentuk TPF usut dugaan jenderal terlibat kasus Novel - merdeka.com

Jokowi didesak bentuk TPF usut dugaan jenderal terlibat kasus Novel - merdeka.com

KAPANLAGI NETWORK
  • MERDEKA
  • KAPANLAGI
  • BOLA.NET
  • VEMALE
  • FIMELA
  • DREAM.CO.ID
  • BRILIO.NET
  • PERGI.COM
  • OTOSIA
  • STORIBRITI
MORE Merdeka > Peristiwa Jokowi didesak bentuk TPF usut dugaan jenderal terlibat kasus Novel Kamis, 27 Juli 2017 10:11 Reporter : Muhamad Agil Aliansyah Novel Baswedan di Mata Najwa. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Penyidik senior KPK Novel Baswedan mengaku pesimis kasus penyiraman air keras terhadapnya dapat diungkap pihak kepolisian. Keraguan Novel menyusul mendapat informasi dari seniornya waktu di kepolisian ada keterlibatan jenderal Polri dalam kasus yang menimpanya tersebut.
Presiden Joko Widodo pun diminta turun tangan setelah pengakuan Novel adanya anggota Polri berpangkat jenderal terlibat dalam teror fisik terhadapnya. Jokowi bahkan didesak membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) guna mengurai benang merah kasus tersebut.
"Presiden seharusnya tidak membiarkan keadaan tersebut dan Kapolri seharusnya menjawab harapan masyarakat. Kar ena itu disarankan agar Presiden membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap kasus Novel Baswedan secara tuntas," kata pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar saat dihubungi merdeka.com, Kamis (27/7).
Bambang mengatakan, pembentukan TPF sekaligus guna mengungkap kebenaran ocehan Novel adanya dua kubu Polri yang pro dan kontra terhadap sepak terjangnya selama menjadi penyidik KPK. Menurut dia, dengan landasan pemikiran itu, kasus Novel bukan hanya menjadi tanggung jawab Polri melainkan presiden.
"Memang kasus Novel bukan kasus sederhana. Jika Polri terkesan mengulur-ulur waktu agar masyarakat melupakan, maka bisa muncul kesan Novel dikorbankan untuk hambat pengungkapan kasus-kasus besar korupsi secara tuntas antara lain e-KTP," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, setelah tiga bulan menjalani perawatan di sebuah RS di Singapura, penyidik KPK Novel Baswedan akhirnya angkat bicara atas penyiraman air keras yang dialaminya. Novel mengaku sebelum peristiwa penyiraman air keras, dirinya sempat diberi informasi oleh petinggi Polri akan diserang.
"Saya mendapat informasi dari petinggi Polri sebulan sebelumnya bahwa saya akan diserang," kata Novel dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab di acara Mata Najwa dikutip merdeka.com, Rabu (26/7).
Menurutnya, saat itu petinggi Polri itu memintanya untuk berhati-hati. Bahkan, petinggi Polri yang tak disebutkan namanya oleh Novel itu sempat menawarkannya penjagaan alias pengawalan.
Novel mengaku ada dua kelompok di Kepolisian yang berbeda sikap kepadanya. Kelompok pertama berusaha mengamankan atau melindungi dirinya. Sedangkan kelompok kedua mencari-cari kesalahannya. Atas dasar itulah dirinya pesimis kasus menimpanya akan terungkap.
"Ada 2 kelompok (Polri), ada yang berupaya mengamankan, ada yang mencari-cari kesalahan. Iya kelompok Polri," katanya.
Lebih jauh Novel mengungkap ada salah satu anggota Polri berpangkat jenderal yang terlibat dalam kasusnya. Namun ia tidak bisa mengungkapkan apakah masih ada anggota Polri yang terlibat selain pejabat Polri berpangkat jenderal.
"Satu jenderal diduga terlibat," tandasnya. [gil]

Baca Juga:
Menanti gebrakan Irjen Idham Azis tuntaskan kasus Novel BaswedanKapolri jawab tudingan Novel soal keterlibatan jenderal polisiBlak-blakan Novel ada jenderal baik & jahat di balik kasusnyaNovel sebut bahaya jika pelaku penyiraman air keras tidak terungkapNovel Baswedan sebut satu jenderal diduga terlibatNovel sebut ada kertas data penyidik KPK yang akan dihabisiNovel: Pelaku belum ditangkap saya dimintai keterangan, buat apa?
Topik berita Terkait:
  1. Kasus Novel Baswedan
  2. Novel Baswedan Disiram Air Keras
  3. Novel Baswedan
  4. Presiden Jokowi
  5. Polri
  6. Jakarta
Komentar Pembaca

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Rekomendasi

Subscribe and Follow

Temukan berita terbaru merdeka.com di email dan akun sosial Anda.


Sumber: Google News