Header Ads

Rumah Sakit Plus

Jadi Agenda Kebanggaan Lampung Barat, Festival Skala Brak Tak ... - Kupastuntas.co (Sindiran) (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)

Jadi Agenda Kebanggaan Lampung Barat, Festival Skala Brak Tak ... - Kupastuntas.co (Sindiran) (Siaran Pers) (Pendaftaran) (Blog)

Festival Skala Brak 2014. Foto:Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat â€" Festival Skala Brak (SKB) ke-4 Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dinilai tak lagi mengacu pada pelestarian budaya yang ada. Hal itu tercermin dari beberapa tangkai perlombaan dan award yang bakal digelar bersamaan dengan Liwa Fair, Senin â€" Minggu (31/7/2017- 6/8/2017).

Menurut Ketua Umum Sanggar Banjarmasin, Balikbukit Lambar, M Subhan, kepada Kupastuntas.co (12/7/2017), beberapa tangkai kegiatan yang juga akan dilombakan pada agenda tahunan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata setempat tak lagi melestarikan budaya leluhur kabupaten itu.

sebab, beberapa cabang yang dinilai menjadi ruh dalam budaya leluhur masyarakat Lambar, seperti Butetah, Hadra, Nyambai, dan tari adat ternyata dihilangkan.

Festival yang notabenenya bergengsi dan merupakan agenda kebanggaan budaya Lambar itu juga dinilai tak memberikan motivasi serius dalam melestarikan budaya setempat. itu terlihat dari prizer dan reward yang diberikan kepada pemenang, terbesar hanya Rp 300 ribu. sebuah nilai yang tidak mencerminkan event kelas kabupaten yang konon menjadi kiblat budaya Lampung itu.

“Semua yang merupakan ciri khas masyarakat Lambar tak ikut dilombakan, seperti butetah yang merupakan menjadi ruh budaya saat upacara adat. Itu jelas mengindikasikan jika Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Kepemudaan Olahraga Dan Pariwisata Lambar tidak berorientasi pada pelestarian budaya yang ada di Lambar,” kata dia.

Dampaknya Festival Skala Brak tidak lagi bisa memotivasi g enerasi muda untuk terus melestarikan budaya. Karena yang diperlombakan justru bersifat pembaharuan, seperti tari kreasi, lagu yang berbahasa Lampung (lagu Lampung), jelajah alam, renang, marathon, pameran foto dan lomba foto.
semua jenis itu bukan merupakan budaya asli masyarakat asli Lambar. “Tetapi merupakan hal yang diperbaharui,” tandasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Marzuk, berdalih jika pihaknya baru menduduki jabatan tersebut. semua jenis kegiatan sudah disusun pendahulunya. dia menyakini jika penghilangan beberapa tangkai tersebut bukan unsur kesengajaan. kendati demikian dia mengaku bakal mengakomodir semua saran dan masukan, termasuk memasukkan beberapa kegiatan yang memang menjadi budaya warisan leluhur.

“Untuk tahun ini kami kan menerima kegiatan yang memang sudah disusun pendahulu kami. dan untuk kedepan semua saran kami tampung dan sudah banyak yang mengeritik. itu akan jadi pertimbangan kami dalam pergelaran serup a tahun depan,” kata dia.

Sekedar diketahui, SKB bakal digelar bersamaan dengan Liwa Fair yang nota benenya ditangani Bagian Ekonomi Setkab Lambar. selama sepekan, kegiatan akan diisi oleh perlombaan yang pemenangnya bakal menerima prize dan reward tertinggi Rp 300 ribu dan terendah Rp100 ribu. (Anton)

Related

Sumber: Google News Budaya