Header Ads

Rumah Sakit Plus

'Macet Makin Parah Setelah Razia Motor di JLNT' - Republika Online

'Macet Makin Parah Setelah Razia Motor di JLNT' - Republika Online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Didin melonggarkan injakan pedal gas ketika kaki menginjak pedal sebelah kiri secara perlahan untuk mengerem laju kendaraannya. ketika melewati Taman Pemakaman Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Kamis (27/7). Di tempat inilah, kendaraan menumpuk karena banyak kendaraan yang datang dari tiga arah.

Arah pertama dari Tanah Abang dan Palmerah menuju KP Melayu dan Sudirman. Arah kedua dari Kampung Melayu menuju Karet, Tanah Abang, dan Sudirman. Ketiga, kendaraan yang keluar dari Apartemen Pavilion.

"Di sini enggak pernah lengang apalagi pas jam berangkat dan pulang kerja. Macetnya parah," kata dia saat berbincang singkat dengan Republika. Kala itu, ia sedang menunggu giliran diberi kesempatan polisi untuk jalan.

Selaku pengendara sepeda motor, Didin tidak bisa melintas di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Tanah Abang-Kampung Me layu. Petugas sudah menetapkan larangan sepeda, sepeda motor, mobil boks, gerobak, dan orang, melintas di JLNT.

Larangan itu sudah dipasang di bibir jalan sebagai rambu-rambu larangan sejak pertama dioperasikan, empat tahun yang lalu. "Kalau kita dikasih masuk enggak bakal macet kayak gini," katanya langsung menginjak pedal gas saat polisi memberikan jalan setelah kendaraan yang keluar dari arah apartemen sudah melintas lebih dulu.

Pengemudi ojek pangkalan di wilayah itu, Oye (34) mengatakan, sebelumnya kemacetan di wilayah ini tidak separah saat ini. Sebab, semua kendaraan seperti sepeda motor dan mobil boks bisa melintas JLNT tanpa perlu takut ditilang. "Sekarang-sekarang ini aja jadi enggak boleh, dulu lewat-lewat aja," kata dia.

Oye memperkirakan larangan motor dan kendaraan tertentu dilarang melintas JLNT kurang lebih baru beberapa hari ini. Selama hari itu pula, polisi sering melakukan penjagaan ket at. Meski demikian, ada jam-jam tertentu di mana polisi siaga di depan JLNT dan meninggalkannya.

Oye menuturkan, biasanya jam polisi siaga pada pagi sekitar pukul 09.00 sampai pukul 12.30. Untuk sore, polisi berjaga sekitar pukul 16.00 sampai 17.30. Pada Sabtu dan Minggu, mulai pukul 09.00 sampai 15.00.

"Tapi saat ini (waktu menunjukan pukul 13.00) jangan coba-coba dah lewat situ. Di depan enggak ada, nanti di tengah ada. Pinter tu dia bikin jebakan," kata dia.

Oye pun mengaku tidak berani lagi melintas karena sering ada operasi. Bahkan, dia mengaku bakal menolak penumpang yang meminta melintas di JLNT. "Ogah dah meski dibayar Rp 200 ribu," katanya.

Pantauan Republika ketika waktu menunjukan 14.05 WIB, tidak terlihat mobil petugas siaga sehingga membuat beberapa kendaraan yang dilarang melintas JLNT. "Nah itu dia (motor dan mobil boks) masuk di tengah pasti kena. Gw berani taroha n dah," kata Oye dengan logat betawi kental.

Rekan-rekan Oye sesama ojek pangkalan mengaku sejak ada penjagaan ketat kemacetan tambah parah berbeda sebelum ada penjagaan ketat. Mereka berpendapat seharusnya petugas membolehkan semua kendaraan masuk. "Jalan dibikin kan buat lewat ngapain dibatasi," kata Oye.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melarang sepeda motor melintasi JLNT Tanah Abang-Kampung Melayu karena terkait masalah keamanan bagi pengendara. Angin yang berhembus di atas jalan layang juga terlalu kencang untuk pengendara motor. Selain itu, pengendara sepeda motor memiliki kecenderungan berhenti di atas.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta bekerja sama dengan kepolisian telah melakukan razia untuk menertibkan pengendara sepeda motor yang melintas di JLNT tersebut. Namun, sejumlah sepeda motor nekat menerobos ke JLNT.

Sumber: Google News