Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi - Detikcom (Siaran Pers) (Pendaftaran)
Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi - Detikcom (Siaran Pers) (Pendaftaran)
detikFinance / Peluang Usaha / Detail Berita Follow detikFinance Jumat 14 Jul 2017, 06:28 WIB Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi Citra Fitri Mardiana - detikFinance Foto: Jokowi ke Markobar Makassar/ Jordan detikcom Jakarta - Ide bisnis bisa datang dari mana saja, bahkan dari sekadar kudapan sehari-hari yang dimodifikasi dengan sentuhan yang lebih modern. Salah satunya adalah bisnis martabak.< br />Bisnis martabak modifikasi saat ini semakin digandrungi para pebisnis muda. Mulai dari warga biasa, publik figur, hingga anak presiden pun ikut menjajal manisnya meraih untung dari seloyang martabak kekinian itu.
Seperti yang dilakoni anak sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang sudah tiga tahun terakhir menjalani bisnis martabak modifikasi dengan merek jual, Markobar. Bersama dengan seorang rekannya Arif Setyo Budi, pemilik pertama Markobar, bisnis tersebut terus eksis dijalani hingga saat ini.
Bermula dari usaha martabak milik ayahanda Arif yang telah berlangsung sejak 1996, kemudian Arif memberanikan diri untuk melanjutkan bisnis tersebut pada 2014, dengan berbagai inovasi yang diciptakan. Salah satunya memodifikasi martabak dengan aneka rasa dan tampilan yang berbeda. Sampai akhirnya usaha martabak modifikasi Arif cukup dikenal.
Setahun menjalani usahanya, Arif mulai berpikir untuk menggandeng partner lain.
Hingga pilihan tersebut jatuh pada Gibran, rekannya yang kemudian mulai bergabung pada 2015 untuk melanjutkan bisnis secara bersama-sama. Sejak saat itu lah, Markobar terus berkembang.
Keunggulan martabak Markobar adalah beragam taburan atau yang lebih dikenal dengan toping yang bisa dijumpai di seloyang martabak.
Tiap taburan, mewakili rasa yang berbeda. Tidak hanya taburan rasa yang umum ditemui di martabak konvensional seperti keju, meses. Tetapi juga rasa lain yang lebih kekinian seperti greentea, Nutella, Chuncky Bar, KitKat, Oreo, dan masih banyak lagi.
Untuk memboyong seloyang martabak kekinian ala Markobar pun cukup variatif. Mulai dari Rp 40-100 ribu per loyangnya. Harga setiap menu martabak pun tergantung dari kombinasi toping yang diinginkan.< br />Buah kreativitas Markobar mendapat sambutan positif dari masyarakat. Modifikasi martabak dengan beragam rasa yang sebelumnya tak ditemukan di seloyang martabak, rupanya mampu menarik minat masyarakat dari yang semula sekadar penasaran hingga menjadi pelanggan setia.
Terbukti, rata-rata setiap outlet Markobar bisa menjual hingga 50 loyang perhari dengan omzet hingga Rp 2-5 juta per hari untuk 1 outlet.
"Ya 50 loyang lah per hari. Martabak kita antara Rp 40-100 ribu per loyang. Omzet tinggal dikalikan saja," ungkap Arif kepada detikFinance, Jumat (14/7/2017). Jadi kisaran omzetnya adalah Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per hari.
Selain rasa yang menggoyang lidah, kunci keberhasilan Markobar adalah pada kreativitas penyajian martabak yang dijual. Penggunaan kemasan, hingga desain otlet yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Bicara soal desain outlet, Markobar punya cara unik dari mulai memanfaatkan bekas kontainer hingga bermain dengan dekorasi tenda yang unik.
Sebagai anak muda, dua rekan bisnis pemilik Markobar sadar betul, kaum milenial saat ini tak datang ke tempat makan hanya untuk bersantap, tapi juga bersosialisasi terlebih berswafoto. Sehingga lokasi tempat makan harus bisa menawarkan suasana yang bisa menunjang aktivitas swafoto itu sendiri.
Jawabannya ada pada desain dan dekorasi yang unik sebagai latar belakang berfoto atau yang lebih populer dengan istilah saat ini, 'instagramable'.
Kepada detikFinance Arif menjelaskan, untuk memulai bisnis martabak modifikasi setidaknya dia mengeluarkan modal Rp 100 juta. Modal tersebut digunakannya untuk membeli seluruh perlengkapan yang diperlukan. Seperti biaya modifikasi kontainer, peralatan mema sak, sewa tempat, bahan-bahan, hingga gaji karyawan.
"Rp 100 juta sudah bisa jalan. Kontainer Rp 50 juta, AC, peralatan meja, sudah jadi, siap pasang, tinggal cat. Alat masak Rp 10 juta. sewa (1 tahun) Rp 30 juta. Bahan-bahan dan lain-lain (gaji karyawan) Rp 20 juta," beber dia.
Kombinasi antara kreativitas menyajikan makanan yang menggoyang lidah dengan desain otlet yang unik, terbukti ampuh membuat bisnis martabak Markobar berkembang hingga saat ini.
Tercermin dari semula hanya satu outlet, kini Markobar sudah memiliki 26 outlet yang tersebar di 15 kota di Indonesia, tiga diantaranya, Jakarta, Semarang, Solo dan Yogyakarta. (dna/wdl)
Berita Terkait
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Media Partner: promosi[at]detikfinance.com
Iklan: sales[at]detik.com News Feed
Popular
Popular
detikFinance / Peluang Usaha / Detail Berita Follow detikFinance Jumat 14 Jul 2017, 06:28 WIB Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi Citra Fitri Mardiana - detikFinance Foto: Jokowi ke Markobar Makassar/ Jordan detikcom Jakarta - Ide bisnis bisa datang dari mana saja, bahkan dari sekadar kudapan sehari-hari yang dimodifikasi dengan sentuhan yang lebih modern. Salah satunya adalah bisnis martabak.< br />Bisnis martabak modifikasi saat ini semakin digandrungi para pebisnis muda. Mulai dari warga biasa, publik figur, hingga anak presiden pun ikut menjajal manisnya meraih untung dari seloyang martabak kekinian itu.
Seperti yang dilakoni anak sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, yang sudah tiga tahun terakhir menjalani bisnis martabak modifikasi dengan merek jual, Markobar. Bersama dengan seorang rekannya Arif Setyo Budi, pemilik pertama Markobar, bisnis tersebut terus eksis dijalani hingga saat ini.
Bermula dari usaha martabak milik ayahanda Arif yang telah berlangsung sejak 1996, kemudian Arif memberanikan diri untuk melanjutkan bisnis tersebut pada 2014, dengan berbagai inovasi yang diciptakan. Salah satunya memodifikasi martabak dengan aneka rasa dan tampilan yang berbeda. Sampai akhirnya usaha martabak modifikasi Arif cukup dikenal.
Setahun menjalani usahanya, Arif mulai berpikir untuk menggandeng partner lain.
Foto: Markobar |
Hingga pilihan tersebut jatuh pada Gibran, rekannya yang kemudian mulai bergabung pada 2015 untuk melanjutkan bisnis secara bersama-sama. Sejak saat itu lah, Markobar terus berkembang.
Keunggulan martabak Markobar adalah beragam taburan atau yang lebih dikenal dengan toping yang bisa dijumpai di seloyang martabak.
Tiap taburan, mewakili rasa yang berbeda. Tidak hanya taburan rasa yang umum ditemui di martabak konvensional seperti keju, meses. Tetapi juga rasa lain yang lebih kekinian seperti greentea, Nutella, Chuncky Bar, KitKat, Oreo, dan masih banyak lagi.
Untuk memboyong seloyang martabak kekinian ala Markobar pun cukup variatif. Mulai dari Rp 40-100 ribu per loyangnya. Harga setiap menu martabak pun tergantung dari kombinasi toping yang diinginkan.< br />Buah kreativitas Markobar mendapat sambutan positif dari masyarakat. Modifikasi martabak dengan beragam rasa yang sebelumnya tak ditemukan di seloyang martabak, rupanya mampu menarik minat masyarakat dari yang semula sekadar penasaran hingga menjadi pelanggan setia.
Foto: detikCom |
Terbukti, rata-rata setiap outlet Markobar bisa menjual hingga 50 loyang perhari dengan omzet hingga Rp 2-5 juta per hari untuk 1 outlet.
"Ya 50 loyang lah per hari. Martabak kita antara Rp 40-100 ribu per loyang. Omzet tinggal dikalikan saja," ungkap Arif kepada detikFinance, Jumat (14/7/2017). Jadi kisaran omzetnya adalah Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per hari.
Selain rasa yang menggoyang lidah, kunci keberhasilan Markobar adalah pada kreativitas penyajian martabak yang dijual. Penggunaan kemasan, hingga desain otlet yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Bicara soal desain outlet, Markobar punya cara unik dari mulai memanfaatkan bekas kontainer hingga bermain dengan dekorasi tenda yang unik.
Sebagai anak muda, dua rekan bisnis pemilik Markobar sadar betul, kaum milenial saat ini tak datang ke tempat makan hanya untuk bersantap, tapi juga bersosialisasi terlebih berswafoto. Sehingga lokasi tempat makan harus bisa menawarkan suasana yang bisa menunjang aktivitas swafoto itu sendiri.
Jawabannya ada pada desain dan dekorasi yang unik sebagai latar belakang berfoto atau yang lebih populer dengan istilah saat ini, 'instagramable'.
Kepada detikFinance Arif menjelaskan, untuk memulai bisnis martabak modifikasi setidaknya dia mengeluarkan modal Rp 100 juta. Modal tersebut digunakannya untuk membeli seluruh perlengkapan yang diperlukan. Seperti biaya modifikasi kontainer, peralatan mema sak, sewa tempat, bahan-bahan, hingga gaji karyawan.
"Rp 100 juta sudah bisa jalan. Kontainer Rp 50 juta, AC, peralatan meja, sudah jadi, siap pasang, tinggal cat. Alat masak Rp 10 juta. sewa (1 tahun) Rp 30 juta. Bahan-bahan dan lain-lain (gaji karyawan) Rp 20 juta," beber dia.
Kombinasi antara kreativitas menyajikan makanan yang menggoyang lidah dengan desain otlet yang unik, terbukti ampuh membuat bisnis martabak Markobar berkembang hingga saat ini.
Tercermin dari semula hanya satu outlet, kini Markobar sudah memiliki 26 outlet yang tersebar di 15 kota di Indonesia, tiga diantaranya, Jakarta, Semarang, Solo dan Yogyakarta. (dna/wdl)
Berita Terkait
- Mau Buka Toko Emas? Modalnya Cukup Rp 4 Miliar
- Mantan Pengamen Sukses Jualan Cendol Beromzet Rp 1,25 Miliar
- Wanita Ini Punya Omzet Rp 400 Juta/Bulan Jualan Busana Muslim
- Berkat Hobi Aquascape, Pemuda Ini Raup 40 Juta/Min ggu
- Kena PHK, Pria Ini Bisnis Keripik Beromzet Belasan Juta Sebulan
- Berkah Ramadan, Pesanan Sarung Khas Tegalan Naik Dua Kali Lipat
- Perajin Peci Bantul Bidik Pasar Asia Tenggara
- Bisnis Aneka Gelang, Perempuan Ini Raup Omzet Rp 10 Juta/Bulan
Banyak Pendatang ke Jakarta Usai Lebaran, Sandiaga: Itu Berkah
WolipopRamalan Zodiak Anda Hari Ini
detikNewsHUT ke-490 DKI, Sandiaga: Jakarta Itu Keren Banget
WolipopTips Bisnis untuk Ibu Muda dari Pengusaha Wanita Sukses Beromzet Miliaran
detikInetTips Sukses ala Steve Jobs
deti kFoodGibran Ungkap Inovasi yang Dilakukan untuk Produk Markobar
WolipopPeluang Bisnis Banyak Tapi Selalu Gagal di Saat Terakhir
detikNewsPemkab Banyuwangi Beri Pelatihan Kewirausahaan di Jalur Wisata
Kontak Informasi DetikcomRedaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Media Partner: promosi[at]detikfinance.com
Iklan: sales[at]detik.com News Feed
-
Menabung Enggak Bikin Kaya!
Jumat, 14 Jul 2017 07:00 WIB Tahukah Anda, dengan menabung kita tidak menjadi lebih kaya dan mampu membayar keperluan yang lebih besar di masa mendatang. -
Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi
Jumat, 14 J ul 2017 06:28 WIB Rrata-rata setiap outlet Markobar bisa menjual hingga 50 loyang perhari, dengan omzet hingga Rp 2-5 juta per hari untuk 1 outlet. -
Ciri Orang Yang Terbelit Utang Kartu Kredit
Jumat, 14 Jul 2017 06:10 WIB Walau mempunyai banyak fasilitas, kartu kredit bisa saja merugikan pengguna apabila tidak digunakan dengan bijak. -
Kepala BIN: RI Banjir Produk Palsu dari China
Kamis, 13 Jul 2017 23:36 WIB Kepala BIN Budi Guna wan mengungkap banyak produk palsu dari China masuk ke Indonesia. -
Semester I-2017, Pemerintah Tarik Utang Rp 207,8 Triliun
Kamis, 13 Jul 2017 22:15 WIB Pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 207,8 triliun di semester I-2017. -
Catat! Cari Kerja di Job Fair Tak Dipungut Biaya
Kamis, 13 Jul 2017 22:03 WIB Tim Pengawas dari Kemnaker menemukan pelanggaran saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) te rhadap pelaksanaan job fair di Gedung Smesco. -
Realisasi APBN Semester I: Setoran Negara Rp 718 T dan Belanja Rp 893 T
Kamis, 13 Jul 2017 21:20 WIB Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan realisasi semester I dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Berikut rinciannya -
Jokowi Buka Suara Soal RI Pindah Ibu Kota
Kamis, 13 Jul 2017 21:15 WIB "Apa kah ibu kota negara akan pindah? Pindah ke mana?" demikan Jokowi membuka pernyataannya seperti dikutip detikFinance, Kamis (13/7/2017). -
Sevel Tutup, Ini yang Bikin Kangen
Kamis, 13 Jul 2017 20:56 WIB Tutupnya selureh gerai Sevel cukup disayangkan banyak pihak, terutama para pelanggan setia yang sering 'nongkrong' di Sevel. Apa yang bikin mereka kangen sevel? -
Ini Alasan 2 Gerai Sevel di Jakarta Masih Buka
Kamis, 13 Jul 2017 20:44 WIB Ternyata belum semua gerai 7-Eleven (Sevel) telah ditutup. Masih ada dua gerai sevel di Jakarta yang masih buka. Kok bisa? -
Ini Kata Perusahaan Kredit Soal Ibu Kota Pindah ke Kalimantan
Kamis, 13 Jul 2017 20:39 WIB Kalimantan menjadi salah satu wilayah yang disebut-sebut akan menjadi calon Ibu Kota baru Indonesia. Bagaimana penilaian perusahaan kredit? -
Selain di Mangg a Besar, Sevel di Rawamangun Juga Masih Buka
Kamis, 13 Jul 2017 20:22 WIB Selain Sevel di Jalan Mangga Besar Raya Nomor 41, Jakarta Barat, ternyata Sevel di Jalan Balai Pustaka Timur, Rawamangun juga masih beroperasi.
-
Menabung Enggak Bikin Kaya! Jumat, 14 Jul 2017 07:00 WIB
-
Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi Jumat, 14 Jul 2017 06:28 WIB
-
Ciri Orang Yang Terbelit Utang Kartu Kredit Jumat, 14 Jul 2017 06:10 WIB
-
Kepala BIN: RI Banjir Produk Palsu dari China Kamis, 13 Jul 2017 23:36 WIB
Popular
- 01
Ciri Orang Yang Terbelit Utang Kartu Kredit
- 02
Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi
- 03
Kepala BIN: RI Banjir Produk Palsu dari China
- 04
Menabung Enggak Bikin Kaya!
- 05
Jokowi Buka Suara Soal RI Pindah Ibu Kota
- 06
Jokowi Resmikan Rumah DP 1% di Kalimantan Timur
- 07
Sevel Tutup, Ini yang Bikin Kangen
- 08
Semester I-2017, Pemerintah Tarik Utang Rp 207,8 Triliun
- 09
Realisasi APBN Semester I: Setoran Negara Rp 718 T dan Belanja Rp 893 T
- 10
Jokowi Blusukan ke Tol Pertama di Kalimantan
Popular
- 01
Ciri Orang Yang Terbelit Utang Kartu Kredit
- 02
Mengintip Bisnis Martabak Anak Jokowi
- 03
Kepala BIN: RI Banjir Produk Palsu dari China
- 04
Menabung Enggak Bikin Kaya!
- 05
Jok owi Buka Suara Soal RI Pindah Ibu Kota
- 06
Jokowi Resmikan Rumah DP 1% di Kalimantan Timur
- 07
Sevel Tutup, Ini yang Bikin Kangen
- 08
Semester I-2017, Pemerintah Tarik Utang Rp 207,8 Triliun
- 09
Realisasi APBN Semester I: Setoran Negara Rp 718 T dan Belanja Rp 893 T
- 10
Jokowi Blusukan ke Tol Pertama di Kalimantan
Post a Comment