Suaka Orangutan Dirambah Warga, Polisi Menolak Bertindak
Suaka Orangutan Dirambah Warga, Polisi Menolak Bertindak
Yayasan Borneo Orangutan Survival mengeluhkan sikap diam kepolisian menyusul aksi warga merambah hutan yang menjadi kawasan suaka buat orangutan di Samboja. Pihak yayasan diminta menyelesaikan masalah secara kekeluargaan
Kepolisian di Samboja, Kutai Kartanegara, menolak menindaklanjuti kasus perambahan kawasan perlindungan orangutan dan sebaliknya mengimbau agar pihak yayasan Borneo Orangutan Survival agar menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. Hampir seperlima wilayah hutan yang termasuk dalam kawasan perlindungan orangutan di Kalimantan dirambah oleh warga transmigran.
Cara itu "tidak akan menyelesaikan apapun," kata Nico Hermanu, Jurubicara Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS). Ia mengklaim pihaknya sudah berulangkali memberitahu penduduk agar tidak merusak kawasan rehabilitasi. "Tapi mereka tetap melakukannya."
Kini pihak yayasan berharap mendapat dukungan dari pemerintah provinsi Kalimantan Timur untuk melindungi kawasan rehabilitasi tersebut.
Para transmigran dilaporkan menebang pohon untuk membuka lahan perkebunan, termasuk kelapa sawit. Menurut catatan BOS sekitar 340 hektar lahan hutan telah habis dibabat oleh warga lokal. Celakanya aktivitas tersebut dilakukan di dekat "sekolah hutan" yang menampung 20 orangutan. Sekolah itu mendidik orangutan untuk hidup mandiri sebelum dilepaskan ke alam liar.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Kenalkan, Ini Dinaâ¦
Dina masih bayi saat diselamatkan petugas konservasi dari aksi perdagangan ilegal. Di Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera, banyak anak-anak orangutan tumbuh tanpa ibu, karena induk mereka dibunuh pemburu liar. Anak-anaknya diperjualbelikan.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Tumbuh tanpa ibu
Orangutan biasanya sering tinggal dengan induknya sampai mereka berusia enam atau tujuh tahun. Mereka benar-benar tergantung pada ibu mereka selama dua tahun pertama kehidupan mereka, dan disapih pada usia sekitar lima tahun. Di pusat konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), Sumatera Utara, mereka dirawat.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Butuh waktu lama
Oleh karenanya, orangutan tanpa induk di pusat konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), Kuta Mbelin, Sumatera Utara ini dididik untuk bisa bertahan hidup di hutan - sebuah proses yang memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Jauhi predator
Mereka juga belajar bagaimana membangun sarang di pohon-pohon dan me njauhi jangkauan predator. Pemburu liar umumnya beroperasi di ekosistem Leuser yang luasnya 2,5 juta hektar, yang menjadi habitat sekitar 6.700 orangutan, dan juga badak, gajah, harimau dan macan tutul.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Rumah mereka dibabat
Penebangan hutan di Singkil, Leuser, yang merupakan rumah bagi orangutan dan satwa liar lainnya. Pembukaan hutan untuk perkebunan kelapa sawit selama ini dianggap sebagai biang keladi kepunahan satwa langka termasuk orangutan, disamping menggilanya perburuan liar.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Operasi
Operasi dilakukan terhadap orangutan yang terluka di di konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programm (SOCP), Kuta Mbelin, Sumatera Utara.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Ditembaki senapan angin
Ini hasil rontgen seekor orangutan bernama Tengku yang diselamatkan dari perburuan liar. Di tubuhnya bersarang 60 peluru senapan angin.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Pakai kutek
Staf SOCP membubuhi kutek di kuku seekor orangutan yang baru selesai dioperasi dan masih kesakitan, agar orangutan tersebut dapat teralihkan pikirannya dari rasa sakit yang diderita pasca operasi.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Dilepas kembali ke alam liar
Setelah melewati masa perawatan di SOCP, adaptasi di lokasi konservasi, dan dianggap siap, mereka mulai dilepaskan kembali ke hutan dan dipantau. Perpisahan antara petugas yang merawat mereka dengan kasih sayang tentu bukan perkara mudah.
-
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Terancam kehidupannya
Orangutan Sumatera maupun Kalimantan, saat ini berada dalam status konservasi sangat terancam. Berdasarkan status yang dilabelkan Lembaga Konservasi Satwa Internasional IUCN, orangutan Kalimantan dikategorikan spesies genting (endangered), sementara orangutan Sumatera dianggap lebih terancam lagi nasibnya karena masuk kategori kritis (critically endangered). Penulis: Ayu Purwaningsih (vlz)
Sebagian besar satwa yang ditampung oleh BOS merupakan korban perdagangan atau satwa yang kehilangan orang tuanya akibat dibunuh pembalak liar. Yayasan tersebut membeli lahan seluas 1.850 hektar di Samboja, dari warga lokal dan memulihkan kembali kondisi hutan untuk menjadi rumah bagi 170 ekor satwa.
Butuh waktu hingga 15 tahun sebelum BOS berhasil menghijaukan kembali hutan yang telah rusak.
Maraknya perambahan mulai terjadi 2015 silam saat kebakaran lahan berkecamuk di sekitar pusat rehabilitasi Samboja Lestari. "Itu kami telaah dari citra satelit, lokasi terjadi di pinggiran hutan BOS. Tapi diteliti lebih jauh, ternyata masuk ke areal kami," ujar Nico seperti dilansir Merdeka.com.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Dibebaskan dari penangkapan
Akhir April 2017, seekor orangutan albino diselamatkan oleh tim BOS Foundation dan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah di Desa Tanggirang, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Aksi penyelamatan ini dilakukan setelah tim menerima informasi dari kepolisian Kapuas Hulu.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Si putih bermata biru
Matanya biru, bulu rambutnya terang. Orangutan betina berusia lima 5 tahun itu diselamatkan dari penangkapan di desa yang terletak di Kalimantan. Alba merupakan orangutan albino pertama yang akan ditemukan oleh BOS Foundation dan Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah tersebut dalam 25 tahun terakhir.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Putih dan fajar
Orangutan Albino langka yang diselamatkan di Indonesia din amakan "Alba". Nama itu dipilih dari berbagai usulan nama yang dikirim masyarakat dari seluruh dunia. Arti nama Alba adalah "putih" dalam bahasa Latin dan "fajar" dalam bahasa Spanyol.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Dehidrasi dan lemah
Orangutan albino tersebut mengalami dehidrasi, dalam kondisi lemah dan menderita infeksi parasit saat diselamatkan. Setelah berhari-hari menjalani perawatan khusus, nafsu makan Alba mulai meningkat dan berat tubuhnya bertambah beberapa kilogram.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Sensitif cahaya
Hewan luar biasa itu memiliki kulit dan rambut pucat dan mata yang sensitif terhadap cahaya.Orangutan, primata yang biasanya berwarna kemerahan yang terkenal dengan sifat lembut dan cerdas, hidup di alam liar Sumatera dan Kalimantan.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Populasi orangutan menurun
International Union for Conservation of Nature IUCN memperkirakan bahwa jumlah orangutan di Borneo telah turun hampir dua pertiganya, sejak awal tahun 1970-an dan selanjutnya menurun terus menjadi 47.000 ekor pada tahun 2025.
-
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Perkebunan kelapa sawit jad i salah satu biang kerok
IUCN memasukkan orangutan Borneo dalam daftar hewan yang sangat terancam keberadaannya. Menurunnya jumlah orangutan ini tidak lain di antaranya karena perburuan dan konflik dengan pekerja perkebunan kelapa sawit. (Ed:ap/rzn)
rzn/ap (ap,antara,merdeka,kompas)
Laporan Pilihan
Alba, Orangutan Albino Langka dari Borneo
Bulu rambutnya berwarna terang dan matanya biru. Orangutan langka di Borneo ini merupakan yang pertama kali ditemukan dalam 25 tahun terakhir. (16.05.2017)
Bukti Kekejaman Manusia Pada Orangutan
Rumah mereka dibabat dan dibakar pebisnis kelapa sawit. Para induk dibunuh pemburu liar, sedangkan anak-anak orangutan diperdagangkan secara ilegal. (22.11.2016)
- Tanggal 27.07.2017
- Kata Kunci Orangutan, Kalimantan, Perlindungan Satwa, Samboja, Hutan, Transmigrasi
- Bagi artikel Kirim Facebook Twitter google+ lainnya Whatsapp Tumblr Digg Technorati stumble reddit Newsvine
- Feedback: Kirim Feedback
- Cetak Cetak halaman ini
- Permalink http://p.dw.com/p/2hDIs
Post a Comment